This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

2011/04/30

WinToFlash

pada kesempatan kali ini saya akan  memberi info tantang tools yang di gunakan untuk membuat usb menjadi flashboot,,,,,,,,

adapun nama dari softwere ini adalah     WinToFlash,,,,,,,,,,,,,

download di sini

Membuat Robot Line Follower Dengan AVR

Membuat Robot Line Follower Dengan AVR

Robot Line Follower dengan AVR ATMega8535

Membuat robot line follwer memang seru, apalagi bagi teman2 yang suka berexperimen dengan mikrokontroler AVR ATMega. “Robot Line Follower” merupakan robot yang di desain untuk mengikuti jejak (bisa garis bisa garis putus2 atau bahkan titik titik). Membuat Robot Line Follower menggunakan prosesor mikrokontroler AVR ATMega 8535 sangat mungkin dan sangat bisa diandalkan. Karena dalam desain suatu Robot Line Follower perlu kita pikirkan bahwa jejak yang akan di ikuti atau langkah2 yang akan dilakukan Robot Line Follower terhadap track atau lintasan yang di lewati Robot Line Follower tersebut. Dan dari kebutuhan Robot Line Follower tersbut feature2 yang dimiliki oleh mikrokontroler AVR ATMega 8535 sangat mencukupi dan memenuhi kebutuhan dari Robot Line Follower. dalam artikel Robot Line Follower dengan AVR ATMega8535 ini saya membuat coretan sederhana yang harus dimiliki oleh Robot Line Follower.

Blok Diagram Robot Line Follower dengan AVR ATMega8535

Fungsi bagian Blok Diagram Robot Line Follower dengan AVR ATMega 8535

  • Sensor pada Robot Line Follower dapat menggunakan foto dioda atau foto transistor, bagian ini berfungsi mendeteksi keberadaan lintasan track.
  • Keypad, Bagian ini berupa tombol yang berfungsi untuk start/stop Robot Line Follower dan sebagai pemilih konfigurasi seting Robot Line Follower terhadap medan yang di akan di lalui.
  • Display, merupakan bagian yang berfungsi untuk menampilkan pilihan seting dan hasil seting (cukup itu saja yg perlu di tampilan) bagian ini bisa menggunakan LCD atau penampil 7 segmen.
  • Driver Motor, bagian ini berupa rangkaian H Bridge driver motor DC. Bagian ini yang mengendalikan putaran motor secara langsun. Bagian ini merupakan interface anatara mikrokontroler AVR ATMega dengan motor DC. Saya suka menggunakan IC keluarga L298 untuk driver motor.
  • Mikrokontroler AVR ATMega8535, bagian ini merupakan bagian yang menentukan kemana robot akan di bawa berdasarkan data dari sensor. Bagian ini yang mengatur langkah2 Robot Line Follower dalam menaklukan lintasan.

Sensor, dapat dianalogikan sebagai ‘mata’ sebuah robot yang berfungsi untuk ‘membaca’ garis hitam dari track robot atau sebaliknya. Sehingga robot mampu mengetahui kapan dia akan berbelok ke kanan, kapan dia berbelok ke kiri dan kapan dia berhenti. Sensor yang dipakai biasanya photo reflector,LDR (Light Dependent Resistor), Photo Dioda, dan Photo Transistor – yang dipasang dua atau lebih dibagian depan bawah robot line follower. Ada juga yang menggunakan kamera sebagi sensor (atau image sensor) agar resolusi pembacaan garis lebih tinggi, sehingga menjadikan gerakan robot lebih akurat.

Rangkaian Sensor Robot Line Follower Dengan AVR ATMega

Prinsip kerja dari sensor tersebut sederhana, Ketika transmitter (infrared) memancarkan cahaya ke bidang berwarna putih, cahaya akan dipantulkan kembali ke bagian receiver oleh bidang berwarna putih tersebut dan sebaliknya. Hal ini memberikan perubahan level tegangan pada output bagian receiver, tetapi biasanya perubahan tegangan tersebut belum bisa di terima sebagai level logika TTL. Agar mampu dibaca oleh mikrokontroler, maka tegangan sensor harus disesuaikan dengan level tegangan TTL yaitu 0 – 1 volt untuk logika 0 dan 3 – 5 volt untuk logika 1. Hal ini bisa dilakukan dengan memasang operational amplifier yang difungsikan sebagai komparator seperti terlihat pada gambar diatas.
Op Amp yang digunakan sebagai komparator adalah IC LM324, karena IC tersebut dapat bekerja di range VCC 5 Volt dan terdapat 4 buah Op Amp dalam 1 IC yang sesuai dengan jumlah Sensor yang digunakan. Sensitifitas sensor ini dapat di atur melalui R9 yang berfungsi mengatur titik referensi Komparator.

Membuat Robot Pencari Api Dengan Mikrokontroler ATMEGA 8535

Membuat Robot Pencari Api Dengan Mikrokontroler ATMEGA 8535

Api bisa jadi temen kadang juga bisa jadi musuh, nah kali ini api akan jadi musuh dalam permainan ini. Nama permainannya “PEMUSNAH API”
Yuk kita simak bagaimana api dimusnahkan, eitss!!! Terlalu ga pas, maksudnya adalah bagaimana api di padamkan oleh sebuah robot gitu.

Pertaman-tama siapkan komponen utama berikut:
Untuk komponen tambahan, ntr aja karna kita bisa cari di OM GOOGLE kok
Komponen-komponen robot:
1. ATMEGA 8535

2. Sensor UVtron (mendeteksi api)

3. Sensor ultrasonic (mendeteksi dinding)

4. LDR (mendeteksi cahaya api)

5. Motor DC (kanan dan kiri)

6. LCD 16×2

Cara kerjanya:
Ketika tidak ada api maka robot akan diam dan sensor api mendeteksi keadaan disekitarnya. ketika ada api robot akan berputar mencari dimana posisi api, setelah posisi api tepat di depan robot maka robot akan berjalan maju hingga mendekati api dan meniupnya hingga padam. Jika api dipindahkan tiba-tiba atau terlalu jauh maka robot akan kembali mencari posisi api tersebut.
Program:
Berikut ini adalah script untuk robot pencari api, project ini dibuat dalam rangka pembelajaran, jadi mohon maaf kalo masih kurang sempurna.
Pemprograman menggunakan Codevision AVR yang mendukung pemprograman bahasa C.
———————————————————————————————–
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#asm
.equ __lcd_port=0×18 ;PORTB
#endasm
#include <lcd.h>
#define FIRST_ADC_INPUT 0
#define LAST_ADC_INPUT 2
#define ADC_VREF_TYPE 0×60
#define pwm_kiri     OCR1A
#define arah_kiri1   PORTD.0
#define arah_kiri2   PORTD.1
#define pwm_kanan    OCR1B
#define arah_kanan1  PORTD.2
#define arah_kanan2  PORTD.3
#define ut_kiri     PINA.6
#define ut_depan    PINA.5
#define ut_kanan    PINA.4
#define uvtron      PINA.3
#define kipas       PORTD.7
unsigned char api,api_old1,api_old2;
unsigned int adc_data[30],count;
unsigned int adc0,adc1,adc2,adc0_old,adc1_old,adc2_old;
unsigned char ratus,puluh,satuan;
unsigned char k,adc_lengkap,buffer[30];
static unsigned char input_index=0;
void cek_adc();
void baca_adc();
void baca_sensor_api();
void mundur();
void maju();
void berhenti();
void belok_kiri();
void belok_kanan();
interrupt [ADC_INT] void adc_isr(void)
{
adc_data[count]=ADCH;
if(++input_index>2) input_index=0;
if (++count > (29))
{
count=0;
input_index=0;
adc_lengkap=1;
return;
}
ADMUX=(FIRST_ADC_INPUT|ADC_VREF_TYPE)+input_index;
ADCSRA|=0×40;
}
void main(void)
{
PORTA=0xFF;
DDRA=0×00;
PORTB=0×00;
DDRB=0×00;
PORTC=0×00;
DDRC=0xFF;
PORTD=0x7F;
DDRD=0xFF;
TCCR0=0×00;
TCNT0=0×00;
OCR0=0×00;
TCCR1A=0xA3;
TCCR1B=0x0D;
TCNT1H=0×00;
TCNT1L=0×00;
ICR1H=0×00;
ICR1L=0×00;
OCR1AH=0×00;
OCR1AL=0×00;
OCR1BH=0×00;
OCR1BL=0×00;
ASSR=0×00;
TCCR2=0×00;
TCNT2=0×00;
OCR2=0×00;
MCUCR=0×00;
MCUCSR=0×00;
TIMSK=0×00;
ACSR=0×80;
SFIOR=0×00;
ADCSRA=0x8F;
SFIOR&=0x0F;
lcd_init(16);
#asm(“sei”)
adc0_old=0;
adc1_old=0;
adc2_old=0;
api_old1=0;
api_old2=0;
while (1)
{
target1:     if(ut_kiri==1 && ut_kanan==1 && ut_depan==1)
{
mundur();
}
else if(ut_kiri==1 && ut_kanan==1)
{
mundur();
}
else if(ut_kiri==1  && ut_depan==1)
{
mundur();
delay_ms(1000);
belok_kanan();
delay_ms(1000);
}
else if(ut_kanan==1 && ut_depan==1)
{
mundur();
delay_ms(1000);
belok_kiri();
delay_ms(1000);
}
else if(ut_kiri==1)
{
belok_kanan();
}
else if(ut_depan==1)
{
mundur();
}
else if(ut_kanan==1)
{
belok_kiri();
}
else if((ut_depan==0)&&(ut_kiri==0)&&(ut_kanan==0))
{
berhenti();
goto target2;
}
target2:     for(k=1; k<=5;k++)
{
baca_sensor_api();
}
if(api_old1>=1 && api_old2>=1)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“ADA-API          “);
api=0;
goto target3;
}
else if(api_old1<1 && api_old2<1)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“TIDAK ADA-API    “);
goto target1;
}
target3:     cek_adc();
if(adc0_old<=adc1_old && adc0_old<=adc2_old)
{
belok_kanan();
goto target2;
}
else if(adc2_old<=adc0_old && adc2_old<=adc1_old)
{
belok_kiri();
goto target2;
}
else if(adc1_old<=adc0_old && adc1_old<=adc2_old)
{
maju();
if(ut_depan==1)
{
for(k=1; k<=5;k++)
{
baca_sensor_api();
}
if((api_old1>=5 && api_old2>=5))
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“ADA-API          “);
maju();
delay_ms(500);
berhenti();
kipas=1;
delay_ms(500);
kipas=0;
delay_ms(5000);
api=0;
for(k=1; k<=5;k++)
{
baca_sensor_api();
}
if((api_old1>=5 && api_old2>=5))
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“MASIH ADA-API          “);
api=0;
}
else goto target1;
cek_adc();
if(adc1_old<=adc0_old && adc1_old<=adc2_old)
{
goto target4;
}
}
}
}
goto target3;
target4:     lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“API JAUH          “);
delay_ms(5000);
cek_adc();
if(adc1_old>=adc0_old && adc1_old>=adc2_old)
{
goto target1;
}
};
}
void cek_adc(void)
{
ADMUX=(FIRST_ADC_INPUT|ADC_VREF_TYPE)+input_index;
ADCSRA|=0×40;
puter:          if(adc_lengkap!=1) goto puter;
adc_lengkap=0;
baca_adc();
}
void baca_adc(void)
{
adc0=(adc0_old+adc_data[0]+adc_data[3]+adc_data[6]+adc_data[9]+adc_data[12]
+adc_data[15]+adc_data[18]+adc_data[21]+adc_data[24])/10;
adc0_old=adc0;
ratus=adc0/100; adc0%=100;
puluh=adc0/10; adc0%=10;
satuan=adc0%10;
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buffer, “%d%d%d  “,ratus,puluh,satuan);
lcd_puts(buffer);
adc1=(adc1_old+adc_data[1]+adc_data[4]+adc_data[7]+adc_data[10]+adc_data[13]
+adc_data[16]+adc_data[19]+adc_data[22]+adc_data[25])/10;
adc1_old=adc1;
ratus=adc1/100; adc1%=100;
puluh=adc1/10; adc1%=10;
satuan=adc1%10;
lcd_gotoxy(5,1);
sprintf(buffer, “%d%d%d  “,ratus,puluh,satuan);
lcd_puts(buffer);
adc2=(adc2_old+adc_data[2]+adc_data[5]+adc_data[8]+adc_data[11]+adc_data[14]
+adc_data[17]+adc_data[20]+adc_data[23]+adc_data[26])/10;
adc2_old=adc2;
ratus=adc2/100; adc2%=100;
puluh=adc2/10; adc2%=10;
satuan=adc2%10;
lcd_gotoxy(10,1);
sprintf(buffer, “%d%d%d  “,ratus,puluh,satuan);
lcd_puts(buffer);
}
void baca_sensor_api(void)
{
unsigned char i;
for(i=0;i<10;i++)
{
if(uvtron==0)
{
api++;
}
delay_ms(10);
}
api_old1=api;
api_old2=api_old1;
}
void maju(void)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“   JALAN MAJU   “);
pwm_kiri=0x1FFF;
pwm_kanan=0x1FFF;
arah_kiri1=1;
arah_kanan1=1;
arah_kiri2=0;
arah_kanan2=0;
delay_ms(10);
}
void mundur(void)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“   JALAN MUNDUR   “);
pwm_kiri=0x1FFF;
pwm_kanan=0x1FFF;
arah_kiri2=1;
arah_kanan2=1;
arah_kiri1=0;
arah_kanan1=0;
delay_ms(10);
}
void berhenti(void)
{
pwm_kiri=0;
pwm_kanan=0;
arah_kiri1=0;
arah_kanan1=0;
arah_kiri2=0;
arah_kanan2=0;
delay_ms(10);
}
void belok_kiri(void)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“   BELOK KIRI   “);
pwm_kiri=0x1FFF;
pwm_kanan=0x1FFF;
arah_kiri2=0;
arah_kanan1=0;
arah_kiri1=1;
arah_kanan2=1;
delay_ms(10);
}
void belok_kanan(void)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“   BELOK KANAN   “);
pwm_kiri=0x1FFF;
pwm_kanan=0x1FFF;
arah_kiri1=0;
arah_kanan2=0;
arah_kiri2=1;
arah_kanan1=1;
delay_ms(10);
}
———

Pemrograman Bahasa C untuk AVR

 articles.jpgBahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai jenis perangkat, termasuk mikrokontroler. Bahasa ini sudah merupakan high level language, dimana memudahkan programmer menuangkan algoritmanya. Untuk mengetahui dasar bahasa C dapat dipelajari sebagai berikut.
1. Struktur penulisan program
#include < [library1.h] > // Opsional
#include < [library2.h] > // Opsional
#define [nama1] [nilai] ; // Opsional
#define [nama2] [nilai] ; // Opsional
[global variables] // Opsional
[functions] // Opsional
void main(void) // Program Utama
{
[Deklarasi local variable/constant]
[Isi Program Utama]
}

2. Tipe data
  • char : 1 byte ( -128 s/d 127 )
  • unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 )
  • int : 2 byte ( -32768 s/d 32767 )
  • unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )
  • long : 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 )
  • unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 )
  • float : bilangan desimal
  • array : kumpulan data-data yang sama tipenya.

3. Deklarasi variabel & konstanta
  • Variabel adalah memori penyimpanan data yang nilainya dapat diubah-ubah.
    Penulisan : [tipe data] [nama] = [nilai] ;
  • Konstanta adalah memori penyimpanan data yang nilainya tidak dapat diubah.
    Penulisan : const [nama] = [nilai] ;
  • Tambahan:
    Global variabel/konstanta yang dapat diakses di seluruh bagian program.
    Local variabel/konstanta yang hanya dapat diakses oleh fungsi tempat dideklarasikannya.
4. Statement
Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ] atau [ } ]. Statement tidak akan dieksekusi bila diawali dengan tanda [ // ] untuk satu baris. Lebih dari 1 baris gunakan pasangan [ /* ] dan [ */ ]. Statement yang tidak dieksekusi disebut juga comments / komentar.
Contoh:
suhu=adc/255*100; //contoh rumus perhitungan suhu
 
5. Function
Function adalah bagian program yang dapat dipanggil oleh program utama.
Penulisan :
[tipe data hasil] [nama function]([tipe data input 1],[tipe data input 2])
{
[statement] ;
}
 
6. Conditional statement dan looping
if else : digunakan untuk penyeleksian kondisi
if ( [persyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
else {
[statement3];
[statement4];
}
for : digunakan untuk looping dengan jumlah yang sudah diketahui
for ( [nilai awal] ; [persyaratan] ; [operasi nilai] ) {
[statement1];
[statement2];
}
while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat tertentu
while ( [persyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
do while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat tertentu, namun min 1 kali
do {
[statement1];
[statement2];
}
while ( [persyaratan] )
switch case : digunakan untuk seleksi dengan banyak kondisi
switch ( [nama variabel] ) {
case [nilai1]: [statement];
break;
case [nilai2]: [statement];
break;
}

7. Operasi logika dan biner
  • Logika
    AND :&&
    NOT : !
    OR : ||
  • Biner
    AND : &
    OR : |
    XOR : ^
    Shift right: >>
    Shift left : <<
    Komplemen : ~
8. Operasi relasional (perbandingan)
  • Sama dengan : ==
  • Tidak sama dengan : !=
  • Lebih besar : >
  • Lebih besar sama dengan : >=
  • Lebih kecil : <
  • Lebih kecil sama dengan : <=
9. Operasi aritmatika
  • + , - , * , / : tambah,kurang,kali,bagi
  • += , -= , *= , /= : nilai di sebelah kiri operator di tambah/kurang/kali/bagi dengan nilai di sebelah kanan operator
  • % : sisa bagi
  • ++ , -- : tambah satu (increment) , kurang satu (decrement)
  • Contoh :
    a = 5 * 6 + 2 / 2 -1 ; maka nilai a adalah 30
    a *= 5 ; jika nilai awal a adalah 30, maka nilai a = 30x5 = 150.
    a += 3 ; jika nilai awal a adalah 30, maka nilai a = 30+5 = 33.
    a++ ; jika nilai awal a adalah 5 maka nilai a = a+1 = 6.
    a-- ; jika nilai awal a adalah 5 maka nilai a = a-1 = 4.
 
Ditulis oleh: Tim Prasimax

Rangkaian Sistem Minimum AVR 8535

Rangkaian Sistem Minimum AVR 8535 solusi.jpgSistem minimum (sismin) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sismin ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Di keluarga mikrokontroler AVR, seri 8535 adalah salah satu seri yang sangat banyak digunakan.
Untuk membuat rangkaian sismin Atmel AVR 8535 diperlukan beberapa komponen yaitu:
  • IC mikrokontroler ATmega8535
  • 1 XTAL 4 MHz atau 8 MHz (XTAL1)
  • 3 kapasitor kertas yaitu dua 22 pF (C2 dan C3) serta 100 nF (C4)
  • 1 kapasitor elektrolit 4.7 uF (C12) 2 resistor yaitu 100 ohm (R1) dan 10 Kohm (R3)
  • 1 tombol reset pushbutton (PB1) 
Selain itu tentunya diperlukan power suply yang bisa memberikan tegangan 5V DC.
Rangkaian sistem minimum ini sudah siap untuk menerima sinyal analog (fasilitas ADC) di port A. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut.
 
Active Image
 
 
Ditulis oleh: Tim Prasimax

Arsitektur Mikrokontroler AVR

Arsitektur Mikrokontroler AVR
pastarchives.jpg Mikrokontroler AVR sudah menggunakan konsep arsitektur Harvard yang memisahkan memori dan bus untuk data dan program, serta sudah menerapkan single level pipelining. Selain itu mikrokontroler AVR juga mengimplementasikan RISC (Reduced Instruction Set Computing) sehingga eksekusi instruksi dapat berlangsung sangat cepat dan efisien.
Blok sistem mikrokontroler AVR adalah sebagai berikut.
 
Active Image
 
Salah satu seri mikrokontroler AVR yang banyak menjadi andalan saat ini adalah tipe ATtiny2313 dan ATmega8535. Seri ATtiny2313 banyak digunakan untuk sistem yang relatif sederhana dan berukuran kecil. Berikut adalah feature-feature mikrokontroler seri ATtiny2313.
  • Kapasitas memori Flash 2 Kbytes untuk program
  • Kapasitas memori EEPROM 128 bytes untuk data
  • Maksimal 18 pin I/O
  • 8 interrupt
  • 8-bit timer
  • Analog komparator
  • On-chip oscillator
  • Fasilitas In System Programming (ISP)
Sedangkan ATmega8535 banyak digunakan untuk sistem yang kompleks, memiliki input sinyal analog, dan membutuhkan memori yang relatif lebih besar. Berikut adalah feature-feature mikrokontroler seri ATmega8535.
  • Memori Flash 8 Kbytes untuk program
  • Memori EEPROM 512 bytes untuk data
  • Memori SRAM 512 bytes untuk data  
  • Maksimal 32 pin I/O
  • 20 interrupt
  • Satu 16-bit timer dan dua 8-bit timer
  • 8 channel ADC 10 bit
  • Komunikasi serial melalui SPI dan USART
  • Analog komparator
  • 4 I/O PWM
  • Fasilitas In System Programming (ISP)
 
MEMORY MAP MIKROKONTROLER AVR 
 
Active Image
 
 
PENJELASAN FUNGSI PIN MIKROKONTROLER AVR

IC mikrokontroler dikemas (packaging) dalam bentuk yang berbeda. Namun pada dasarnya fungsi kaki yang ada pada IC memiliki persamaan. Gambar salah satu bentuk IC seri mikrokontroler AVR ATmega8535 dapat dilihat berikut.
Active Image
Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki.

A. Port A
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

B. Port B
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
 
Port Pin
Fungsi Khusus
PB0
T0 = timer/counter 0 external counter input
PB1
T1 = timer/counter 0 external counter input
PB2
AIN0 = analog comparator positive input
PB3
AIN1 = analog comparator negative input
PB4
SS = SPI slave select input
PB5
MOSI = SPI bus master output / slave input
PB6
MISO = SPI bus master input / slave output
PB7
SCK = SPI bus serial clock
 
C. Port C
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/counter 2.

D. Port D
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
 
Port Pin
Fungsi Khusus
PD0
RDX (UART input line)
PD1
TDX (UART output line)
PD2
INT0 ( external interrupt 0 input )
PD3
INT1 ( external interrupt 1 input )
PD4
OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)
PD5
OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)
PD6
ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
PD7
OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
 
 

E. RESET
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.

F. XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit.

G. XTAL2
XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.

H. AVcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

I. AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus dibeikan ke kaki ini.

J. AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.

Mikrokontroler AVR

Overview Mikrokontroler AVR
 Active Image Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki berbagai kelebihan dan merupakan penyempurnaan dari arsitektur mikrokontroler-mikrokontroler yang sudah ada. 
Berbagai seri mikrokontroler AVR telah diproduksi oleh Atmel dan digunakan di dunia sebagai mikrokontroler yang bersifat low cost dan high performance. Di Indonesia, mikrokontroler AVR banyak dipakai karena fiturnya yang cukup lengkap, mudah untuk didapatkan, dan harganya yang relatif terjangkau.
Antar seri mikrokontroler AVR memiliki beragam tipe dan fasilitas, namun kesemuanya memiliki arsitektur yang sama, dan juga set instruksi yang relatif tidak berbeda. Berikut tabel perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atmel.
 
Seri
Flash (KBytes)
RAM (Bytes)
EEPROM (KBytes)
Pin I/O
Timer 16-bit
Timer 8-bit
UART
PWM
ADC 10-bit
SPI
ISP
ATmega8
8
1024
0.5
23
1
1
1
3
6/8
1
Ya
ATmega8535
8
512
0.5
32
2
2
1
4
8
1
Ya
ATmega16
16
1024
0.5
32
1
2
1
4
8
1
Ya
ATmega162
16
1024
0.5
35
2
2
2
6
8
1
Ya
ATmega32
32
2048
1
32
1
2
1
4
8
1
Ya
ATmega128
128
4096
4
53
2
2
2
8
8
1
Ya
ATtiny12
1
-
0.0625
6
-
1
-
-
-
-
Ya
ATtiny2313
2
128
0.125
18
1
1
1
4
-
1
Ya
ATtiny44
4
256
0.25
12
1
1
-
4
8
1
Ya
ATtiny84
8
512
0.5
12
1
1
-
4
8
1
Ya
 
Keterangan: 
  • Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler
  • RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running
  • EEPROM  (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running
  • Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program
  • Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa 
  • UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous
  • PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa
  • ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu
  • SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous
  • ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal 


Ditulis oleh: Tim Prasimax

Pemrograman AT89S51 bahasa Assembly

Pemrograman AT89S51 bahasa Assembly
Active Image Bahasa Assembly adalah bahasa pemrograman tingkat rendah. Dalam pemrograman komputer dikenal dua jenis tingkatan bahasa, jenis yang pertama adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language) dan jenis yang kedua adalah bahasa pemrograman tingkat rendah (low level language).
Bahasa pemrograman tingkat tinggi lebih berorientasi kepada manusia yaitu bagaimana agar pernyataan-pernyataan yang ada dalam program mudah ditulis dan dimengerti oleh manusia. Sedangkan bahasa tingkat rendah lebih berorientasi ke mesin, yaitu bagaimana agar komputer dapat langsung mengintepretasikan pernyataan-pernyataan program. Kelebihan Bahasa Assembly:
1. Ketika di-compile lebih kecil ukuran
2. Lebih efisien/hemat memori
3. Lebih cepat dieksekusi
Kesulitan Bahasa Assembly:
1. Dalam melakukan suatu pekerjaan, baris program relatif lebih panjang dibanding bahasa tingkat tinggi
2. Relatif lebih sulit untuk dipahami terutama jika jumlah baris sudah terlalu banyak
3. Lebih sulit dalam melakukan pekerjaan rumit, misalnya operasi matematis
 
BAHASA ASSEMBLY MCS-51
Dalam program bahasa assembly terdapat 2 jenis yang kita tulis dalam program yaitu:
1. Assembly Directive (yaitu merupakan kode yang menjadi arahan bagi assembler/compiler untuk menata program)
2. Instruksi (yaitu kode yang harus dieksekusi oleh CPU mikrokontroler)
Klik disini untuk melihat daftar Assembly Directive dan Instruksi MCS-51.
 
PENGGUNAAN SOFTWARE
Software untuk membantu memprogram mikrokontroler MCS-51 sudah banyak tersedia. Untuk mempermudah maka dapat dipilih software yang merupakan Integrated Development Environment (IDE) yaitu software yang merupakan editor sekaligus compiler. Bahkan juga ada yang sekaligus debugger dan simulator. Salah satunya yang digunakan pada training di PRASIMAX adalah Read51.
Berikut beberapa cara penggunaan software.
1. User dapat membuat program sistem single file maupun proyek (beberapa file). Klik menu File lalu pilih New File.

2. Ketik program di window editing. Software menyediakan syntax highlighting otomatis, sehingga tiap assembly directive akan diberi warna ungu dan tiap instuksi akan diberi warna biru.
Active Image
 
3. User dapat langsung mengcompile program dengan sekali klik icon Build (F9). Ketika ada kesalahan maka user dapat langsung ditunjukkan letak dan jenis kesalahan.
Active Image
 
4. User dapat melakukan simulasi software untuk melihat hasil kerja program. Klik IDE mode (F2).
5. User dapat melakukan debugging, bahkan melihat hasil eksekusi per step (per baris) terhadap kondisi-kondisi register dan memori di mikrokontroler. Klik Step Into (F8).
Active Image
 
Selanjutnya user dapat melakukan download program ke IC mikrokontroler untuk menguji hasilnya secara real di hardware. Klik disini untuk mengetahui caranya.

 
Ditulis oleh: Tim Prasimax

ARUS DAN TEGANGAN

Arus dan Tegangan
web_links.jpg Dalam suatu rangkaian listrik biasanya akan memiliki tegangan dan arus. Kerja aliran listrik mirip dengan aliran air, yang merupakan suatu aliran energi yang dapat dimanfaatkan untuk suatu tujuan.
Arus

Arus listrik adalah listrik yang mengalir dalam suatu kabel penghantar. Arus listrik mengalir dari 1 titik ke titik lain, dari titik yang potensialnya tinggi ke titik yang potensialnya lebih rendah. Arus listrik digambarkan pada rangkaian seperti pada gambar. Tanda panah menunjukkan arah kemana arus listrik mengalir. Simbol I melambangkan arus listrik.
Satuan ukuran untuk arus listrik adalah Ampere, atau disingkat A. Arus listrik biasanya berkisar dari 0.001 A sampai dengan 5 A. Karena biasanya kecil, maka seringkali disebutkan dalam satuan milliAmpere (mA.) Milli artinya dibagi dengan 1000, jadi 0.001 A akan sama dengan 1 mA.
 
de01.gif

 
Tegangan

Tegangan adalah ukuran relatif seberapa besar potensial listrik pada suatu titik dibandingkan titik lain yang menjadi acuan (biasanya adalah ground) dengan satuan pengukuran yaitu volt (V). Arus listrik akan mengalir dari titik yang potensialnya tinggi ke titik yang potensialnya rendah. Jika suatu titik tegangannya 5 V sedangkan titik lain tegangannya 0 V dan ada kabel penghantar menghubungkan keduanya, maka arus listrik akan mengalir dari titik yang tegangannya 5 V ke titik yang tegangannya 0 V.

Pengukuran tegangan dapat menunjukkan perbedaan potensial antara dua titik.Jika titik A tegangannya 10 V (terhadap titik acuan) dan titik B tegangannya 2 volt (terhadap titik acuan yang sama) maka berarti tegangan antara titik A dan B adalah 8 V (yaitu dari 10 V dikurangi 2 V). Biasanya tegangan terendah dalam suatu rangkaian arus DC dianggap sebagat nol volt dan dinamakan sebagai ground. Kemudian semua titik dalam rangkaian akan diukur tegangannya terhadap titik ground tersebut.

Sebuah baterei sama seperti suatu bendungan dimana di salah satu sisinya menyimpan energi, sementara di sisi lain potensialnya rendah (menjadi ground). Ketika ada jalur terbentuk antara dua sisi maka arus mengalir seperti halnya suatu bendungan yang pintunya dibuka sehingga air dapat mengalir melalui saluran. Jika tidak ada jalur terbentuk antara dua sisi maka energi akan tetap tersimpan menunggu ada jalur terbentuk dari sisi yang satu ke ke sisi yang lain.
 

MIKROKONTROLER ATMega8535

Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan suatu terobasan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer yang merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang sangast kecil, Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC (Personal Computer ) yang memiliki beragam fungsi.
Tidak seperti sistem komputer yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi, mikrokontrler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja, perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM nya besar, artinya program-program penggunba disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil, Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM –nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalm ROM (bias Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara , termasuk register-register yang digunakn pada mikrokontroler yang bersangkutan.
Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O, Memori bahkan ADC, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data (Heryanto, dkk, 2008:1).
Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk, 2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Berikut ini gambar Mikrokontroler Atmega8535.
ATMega8535
Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535
Pin Mikrokontroler
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

Konfigurasi Pin ATMega8535
Secara umum konfigurasi dan fungsi pin ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut
1 VCC Input sumber tegangan (+)
2 GND Ground (-)
3 Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
4 Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
5 Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
6 Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
7 RESET Input reset.
8 XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.
9     XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.
10 AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
11 AREF Tegangan referensi untuk ADC.

Fitur Mikrokontroler ATMega8535
Adapun kapabilitas detail dari ATmega8535 adalah sebagai berikut,
1 Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2 Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memori) sebesar 512 byte.
3 ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4 Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5 Enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.

Arsitektur ATMega8535
Blok-Diagram
Blok-Diagram

Gambar 2.3 Blok diagram fungsional ATmega8535
Dari gambar blok diagram tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A,Port B,Port C dan Port D.
2. ADC 8 channel 10 bit.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8. Interrupt internal dan eksternal
9. Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi seria

2011/04/29

XREMOTE

untuk kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit ilmu hacking dengan menggunakan tool xremote,,,,,,mungkin teman teman telah mengetahui fungsi dari tool ini,,,,,,,,,,,,

1.download masternya.
2. setelah di instal,,,,,,,maka saatnya beraksi,,,,,,,,
3. cari ip korban,,,,,,,dan tanamkan vitusnya.....
4.ayo ngerjain,,,,,,

"saya harap ilmu ini tidak d gunakan untuk hal yang negatif,,,,penulis pun tidak bertanggung jawab pada dampak dari pemanfaatan tool ini,,,,trimsss"




              

2011/04/27

Membuat “Read More…” atau “Baca Selengkapnya..” revisi


Membuat read more di blogspot yang manual dengan menambahkan kode  <!–more–> itu masih kurang keren alias kurang gaul, nah biar readmore otomatis berjalan tida usah menambahkan kode <!–more–> dalam setiap postingan. Kita bisa gunakan read more otomatis. berikut langkah-langkahnya:
1. Login ke blogger
2. Click Design
3. Click Edit HTML
4. Click Expand Widget Templates
5. Cari kode </head>
6. Copy kode di bawah ini dan simpan di atas </head>
<script type=’text/javascript’>
var thumbnail_mode = “float” ;
summary_noimg = 250;
summary_img = 250;
img_thumb_height = 120;
img_thumb_width = 120;
</script>

<script type=’text/javascript’>
//<![CDATA[
/******************************************
Auto-readmore link script, version 2.0 (for blogspot)

(C)2008 by Anhvo

visit http://en.vietwebguide.com to get more cool hacks
visit http://anakciremai.com to get more trick blogger
********************************************/
function removeHtmlTag(strx,chop){
if(strx.indexOf("<")!=-1)
{
var s = strx.split("<");
for(var i=0;i<s.length;i++){
if(s[i].indexOf(“>”)!=-1){
s[i] = s[i].substring(s[i].indexOf(“>”)+1,s[i].length);
}
}
strx = s.join(“”);
}
chop = (chop < strx.length-1) ? chop : strx.length-2;
while(strx.charAt(chop-1)!=’ ‘ && strx.indexOf(‘ ‘,chop)!=-1) chop++;
strx = strx.substring(0,chop-1);
return strx+’…’;
}

function createSummaryAndThumb(pID){
var div = document.getElementById(pID);
var imgtag = “”;
var img = div.getElementsByTagName(“img”);
var summ = summary_noimg;
if(img.length>=1) {
imgtag = ‘<span style=”float:left; padding:0px 10px 5px 0px;”><img src=”‘+img[0].src+’” width=”‘+img_thumb_width+’px” height=”‘+img_thumb_height+’px”/></span>’;
summ = summary_img;
}

var summary = imgtag + ‘<div>’ + removeHtmlTag(div.innerHTML,summ) + ‘</div>’;
div.innerHTML = summary;
}
//]]>
</script>
7. Cari Kode <data:post.body/>
8. Ganti <data:post.body/> dengan kode di bawah ini.
<!– Auto read more Start –>
<!– http://www.anakciremai.biz –>
<b:if cond=’data:blog.pageType == &quot;item&quot;’>
<data:post.body/>
<style>.fullpost{display:inline;}</style>
<b:else/>
<b:if cond=’data:blog.pageType == &quot;static_page&quot;’>
<data:post.body/>
<b:else/>
<div expr:id=’&quot;summary&quot; + data:post.id’><data:post.body/></div>
<script type=’text/javascript’> createSummaryAndThumb(&quot;summary<data:post.id/>&quot;);
</script>
<a class=’more’ expr:href=’data:post.url’>Read more …</a>
</b:if>
</b:if>
<!– Auto read more End –>
9. Save Template
Dari tadi ngomongin readmore, yang belum tahu read more seperti ini contohnya:

Readmore itu berfungsi untu memotong tulisan yang panjang menjadi beberapa kata saja. jadi saat kita klik misalnya contoh di atas read more cara membuat breadcumb navigator di blogspot, maka tulisan lengkap akan muncul. begitulah kira-kira. yang kurang paham comment ya kang.

2011/04/21

background

2011/04/08

Perahu Pinisi

Perahu Pinisi

Perahu Pinisi
Tanah beru, tanah leluhur para arsitek perahu Pinisi. Di tanah inilah Panrita Lopi melahirkan karya besar mereka. Menciptakan perahu yang hingga saat ini masih melayari pesisir pantai nusantara. Dimuali dari awal sejarah Bugis klasik hingga zaman cybernetic perahu Pinisi tetap anggun meniti arus, membelah ombak menggapai pantai tujuan. Masih segar dalam ingatan ketika pinisi Amanagappa dengan gagah berlayar ke semenanjung Madagaskar. Juga Hati Herage dan Damarsagara yang berlayar ke Australia dan Jepang. Seolah ingin memperlihatkan pada dunia bahwa inilah anak bangsa yang telah menoreh kisah dalam lontara zaman berzaman. Sejenak, ingin rasanya berada di Bonto Bahari dan menyaksikan kepiawaian pencipta perahu-perahu handal yang dengan mahir melahirkan karya besar mereka. Sungguh, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa setiap jengkal badan perahu sarat dengan nilai falsafah.

Perahu pinisi dari zaman dahulu hingga saat ini telah menorehkan kisah panjang. Pinisi telah menjelma menjadi armada perang, kapal angkut barang dagangan hingga kapal pesiar yang dilengkapi peralatan mewah sekelas hotel berbintang. Seperti apakah sesungguhnya perahu ini dilahirkan, berikut sekelumit gambaran tentang proses pebuatan perahu pinisi yang terkenal handal dalam arung samudra.
Proses pembuatan perahu pinisi
Sebelum sebuah perahu pinisi dapat melego jangkar, proses pembuatan sesungguhnya terbilang sangat rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi. Disamping itu, proses pembuatannya juga diwarnai aspek ritual berdasar pada keyakinan yang dimiliki oleh para Panrita Lopi. Berikut beberapa catatan tahap pembuatan perahu pinisi yang dapat dirangkum.
a. Proses pencarian bahan dasar
Proses pencarian kayu yang menjadi bahan dasar pembuatan kapal pinisi diawali dengan penentuan hari baik yang dipandang menguntungkan. Lazimnya, hari ini dipilih pada hari ke lima dan ketujuh bulan berjalan. Penentuan hari ini didasari oleh nilai filosofi yakni jika hari kelima maka itu berarti Naparilimai dale’na. Lima dalam bahasa bugis berarti angka lima yang juga berarti telapak tangan. Naparilimai dale’na dapat dimaknakan dale’ atau rezeki diharapkan nantinya akan berada ditelapak tangan. Atau dengan makna lain rezeki mudah dicari jika kelak perahu yang akan dibuat dimanfaatkan untuk mencari rezeki atau keuntungan. JIka dipilih hari ketujuh, maka itu berarti Natujuangenggi dalle’na. Natujuang dalam bahasa Bugis berarti diniatkan atau dapat pula berarti didapatkan. Natujuangenggi dalle’na memberi makna kemudahan dalam memperoleh dalle’ (rezeki) atau apa saja yang menjadi niat dihati maka apa yang diniatkan itu mudah didapatkan.
b. Pemilihan pohon atau kayu yang akan dijadikan bahan dasar
Pemilihan kayu juga tidak dapat dilakukan secara serampangan, tapi dengan melalui proses pemilihan dengan penyelenggaraan ritual tertentu. Biasanya diawali dengan pemotongan ayam dan permintaan izin agar penghuni pohon atau makhluk halus yang diyakini mendiami pohon tersebut memberikan izin agar kayu tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan perahu. Proses pemotongan ini juga harus dilaksanakan sekaligus, tidak boleh berhenti dikerjakan sebelum pohonnya tumbang. Karenanya, proses pemotongan yang lazimnya menggunakan gergaji dilakukan oleh laki-laki yang berbadan kuat.
c. Pemotongan Lunas
Pemotongan kayu untuk dijadikan lunas juga memiliki aturan tersendiri. Kayu bagian ujung yang dipotong dan tidak dapat dimanfaatkan akan dibuang kelaut. Proses pengantaran bagian ujung ini juga tidak boleh menyentuh tanah hingga kemudian dibuang kelaut. Upacara pengantaran ini lazim disebut ritual annattara. Bagian yang dibuang ini melambangkan laki-laki yang melaut untuk mencari nafkah atau juga dapat diartikan sebagai penolak bala. Selanjutnya potongan bagian belakang akan disimpan dirumah, sebagai symbol seorang istri yang menanti kedatangan suami yang sedang mencari nafkah dengan melaut.
d. Penentuan pusat perahu
Penentuan bagian yang menjadi pusat perahu atau ini lebih menitik beratkan pada nilai filosofis yang terkandung didalamnya, yakni melambangkan kelahiran bayi perahu. Selanjutnya proses pengerjaan perahu dilaksanakan dengan dikomandani oleh seorang Ponggawa. Ponggawa ini pulalah yang bertanggungjawab terhadap proses pembuatan perahu secara teknis hingga selesai.
e. Proses penyelesaian (finshing)
Proses selanjutnya adalah menyiapkan teras dan buritan perahu yang menjadi badan perahu. Proses ini diawali dengan pemasangan lunas perahu yang kemudian dusul dengan pemasangan linggi depan dan linggi belakang. Barulah kemudian jika selesai disusul pemasangan papan yang menjadi diding lambung perahu. Secara berurut juga dipasang tulang dan gading perahu. Setelah proses pemasangan gading ini selesai perahu dipasangi balok-balok dinding dan dek. Jika semuanya rampung menyusul kamar perahu yang akan dikerjakan. Namun, perlu dijadikan catatan dalam proses pembuatan dan pemasangan beberapa bagian perahu, juga dikerjakan perekatan antara bagian yang menjadi komponen perahu. Perekatan ini dilakukan dengan memanfaatkan kulit pohon Barru dan dempul yang terbuat dari kapur dan minyak kelapa.
Seperti diketahui bahwa proses pembuatan kapal dikomandani oleh seorang punggawa atau orang yang mengerti tentang pembuatan perahu secara tekhnis. Punggawa ini kemudian memiliki tanggung jawab terhadap pembagian kerja yang dilaksanakan oleh para pembatu atau pekerja yang disebut Sawi. Disamping itu seorang punggawa juga ditutut mampu memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada para sawi sebagai pelaksana teknis. Sawi sendiri secara khusus sulit diketahui kemampuannya selain keterlibatannya sebagai pekerja dalam proses pembuatan perahu hingga selesai.
Setelah sebuah perahu pinisi selesai dikerjakan barulah prosesi penurunan kapal kelaut diselenggarakan. Upacara adat juga digelar dalam rangka penurunan kapal tersebut.
Bismillahir Rahmanir Rahim BuIu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnako mukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir” (www.phinisi-boat.co.cc). Demikian kalimat yang berisi doa dan harapan terhadap awal pelayaran mengawali perahu pinisi diluncurkan. Proses penurunan perahu ke laut disamping diiringi doa juga diselenggarakan helatan berupa penyembelihan hewan (sapi) sebagai rasa syukur atas terlaksananya pembuatan perahu tersebut.
Dari proses pembuatan ini tergambar beberapa bagian perahu pinisi yang memiliki fungsi dalam menggerakkan kapal. Bagian-bagian tersebut antara lain :
1. Anjong, (segi tiga penyeimbang) berada pada bagian depan kapal.
2. Sombala (layar utama) berukuran besar
3. Tanpasere (layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.
4. Cocoro pantara (layar bantu depan).
5. Cocoro tangnga (layar bantu tengah.
6. Tarengke (layar bantu di belakang)
Kilas sejarah perahu pinisi
Berawal dari mitologi dan kepercayaan masyarakat terhadap sosok Sawerigading yang berlayar dari tanah luwu untuk mempersunting seorang putri bernama We Codai. Keberangkatan Sawerigading ini berlayar menggunakan sebuah kapal yang terbuat dari sebuah pohon bernama Welenreng. Pohon ini ditempah untuk  dijadikan perahu yang akan digunakan oleh Sawerigading dalan pelayarannya. Namun, perahu ini diterpa badai dan akhirnya pecah. Bagian perahu yang telah hancur ini kemudian terdapar di tiga tempat, bagian haluan dan buritan terdampar di Lemo-lemo. Bagian lambung kapal terdampar di sebuah desa bernama Ara dan layarnya terdampar di Bira. Oleh masyarakat ketiga daerah ini  mengumpulkan puing puing perahu Sawerigading dan mereka ulang bentuknya.
Dari sinilah awal munculnya mitologi bahwa ketiga daerah tersebut memiliki keahlian spesifik berdasarkan temuan puing-puing kapal tersebut. Orang Bira yang diyakini mendapatkan layar kelak  memiliki keterampilan berlayar dan navigasi. Orang Ara memiliki kemampuan spesifik dalam pembuatan lambung kapal dan sebaliknya orang Lemo-lemo lebih mahir membuat haluan dan buritan perahu. Ketiga daerah ini berada di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan,yang kemudian tersohor sebagai pembuat perahu pinisi.
Pada awal abad ke-18 para pelaut Bira menakhodai pinisi padewakang hingga ke pantai utara Australia demi memburu teripang kualitas terbaik. Padewakang yang mampu membawa muatan hingga 140 ton berkeliling menghimpun barang dari berbagai pelosok Nusantara; rotan, lilin, agar-agar, sirip hiu, kulit, daging kering, kulit penyu, sarang burung, dan tikar rotan; dan menjualnya kepada saudagar kapal jung dari China. Guncangan politik lokal tahun 1950-an, kelangkaan kayu, dan perkembangan teknologi kapal motor membuat kejayaan Semenanjung Bira memudar. Namun, punggawa Semenanjung Bira menolak menyerah.
Thomas Gibson dalam bukunya, Kekuasaan Raja, Syaikh, dan Ambtenaar-Pengetahuan Simbolik & Kekuasaan Tradisional Makassar 1300–2000 (Penerbit Ininnawa, 2009), mengurai diaspora tukang kapal Desa Ara dan Lemo-lemo yang meninggalkan Semenanjung Bira demi melanjutkan jalan hidup mereka sebagai punggawa pinisi.
Menurut Gibson, punggawa Desa Lemo-lemo sejak awal abad ke-19 mulai meninggalkan Semenanjung Bira, punggawa pinisi di mana-mana. ”(Sementara) para pembuat perahu Desa Ara (hingga awal 1950-an tetap) bergantung kepada saudagar kaya di Bira … (Namun) pemberontakan Darul Islam (membuat) pangkalan perahu di Bira dan Bone ditutup … Para punggawa (Desa Ara) mulai (pergi dan) membuka kontak dengan saudagar Tionghoa di seluruh Indonesia. Mereka kembali ke Ara, merekrut awak pembuat kapal (yang lantas dibawa ke) tempat para pemesan. Di Pulau Laut, Kalimantan Selatan, dibangun perahu yang bobotnya hingga 600 ton,” tulis Gibson.

Gibson mencatat, pada 1988 koloni orang Ara tersebar di Indonesia. Mulai dari Jampea, Selayar, Sulawesi Selatan; Merauke dan Sorong di Papua; Kupang di Nusa Tenggara Timur; Ambon dan Ternate di Kepulauan Maluku; Tarakan, Balikpapan, Batu Licin, Kota Baru, Banjarmasin, Sampit, Kuala Pembuangan, Kumai, dan Pontianak di Kalimantan; Jakarta; Surabaya; hingga Belitung, Palembang, dan Jambi di Sumatera.
Keperkasaan perahu pinisi dalam mengarungi samudra telah dikenal kesantero nusantara bahkan dunia. Tercatat dalam sejarah keberhasilan Pinisi Nusantara melayari samudera Pasifik untuk menuju Vancouver, Kanada dalam gelar Expo’86. Pelayaran spektakuler yang dinakhodai oleh Capt. Gita Ardjakusuma beserta 11 orang awak kapalnya menunjukkan pada dunia ketangguhan perahu pinisi dalam arung samudra. Ombak dengan ketinggian 7 meter dengan posisi pelayaran melawan angin serta jarak jelajah sejauh 10.600 mil ternyata berhasil diretas dalam kurun waktu 68 hari. Di pelabuhan Marine Plaza, Pinisi Nusantara mendapat sambutan tak kalah mengejutkannya. Tercatat setiap harinya kapal ini mendapat kunjungan 3.000 orang bebahkan pada tanggal 21 September 1986, Phinisi Nusantara didatangi 25.000 pengunjung.
Tercatat juga Pinisi Amanagappa yang berasil berlayar hingga ke Madagaskar. Demikian juga dengan Pinisi Hati Herage dan Damar Sagara yang masing-masing berlayar ke Jepang dan Australia. Terbaru adalah pinisi Pearl Of Papua, kapal ini berbobot lebih dari 100 ton dengan panjang 30 meter lebar 7.5 meter dan tinggi dari lunas hingga top deck 8.5 meter. Tidak seperti pinisi lain, Pearl Of Papua didesain sebagai kapal layar pesiar untuk kegunaan wisata. Dilengkapi kabin mewah untuk 15 penumpang dan 12 crew Pearl Of Papua akan berlayar layaknya hotel berbintang lima.
Ini hanya sebagian kecil dari ilustrasi keberhasilan para Panrita Lopi melahirkan karyanya. Kegagahan pelaut Bugis dalam menjelajahi pulau-pulau nusantara tentu saja tidak lepas dari tangan dingin mereka. Jika ingin merasakan semilir angin yang ditingkah dengan bunyi peralatan para sawi yang menyatu dalam nyayian semangat bahari, datanglah ke negeri Tanah Beru, tanahnya panrita lopi.

2011/04/06

WinToFlash (Install Windows Dari Flashdisk)

wintoflash
WinToFlash membantu untuk memindahkan data dari CD/DVD instalasi ke USB/Flashdisk. Serta menjadikan Flashdisk menjadi Bootable dan menggantikan CD/DVD.
WinToFlash starts a Wizard that will help pull over the contents of a windows installation CD or DVD and prep the USB drive to become a bootable replacement for the optical drive. It can alsow do this with your LiveCD.
You don’t have to worry about Scratches on the disc or misplacing your original media discs once you transfer their contents to the flash drive. The optical drive is quickly becoming a thing of the past, especially in office environments, as media is shifted to the Cloud.
DOWNLOAD HERE

2011/04/05

Cara memperbaiki Grub yang rusak

Saat ini saya memakai dual OS yaitu Windows XP SP2 dan Ubuntu 9.10.. Alhamdulillah lancar..
Dulu saya pernah kejadian grub saya error sehingga tidak bisa masuk ke OS manapun dan saya bingung harus saya apakan, akhirnya saya instal ulang ubuntu nya. T.T .. Sering saya mengalami kejadian itu dan sudah bosan menginstal ulang hingga akhirnya saya bertanya pada teman saya yang lebih mengerti tentang linux, lalu katanya grub error masih bisa di perbaiki dengan live CD ubuntu itu sendiri.
Berikut ini tutorial nya:
  • Siapkan Live CD Ubuntu 9.10 atau bisa download dulu di situs resmi nya.
  • Setting BIOS agar First Boot Device nya CD-ROM
  • Setelah masuk ke menu instal ubuntu, pilih yang paling atas “try ubuntu without bla..bla..bla..”
  • Setelah masuk ke system, masuk ke Terminal. Applications > Accesosries > Terminal
  • Masuk sebagai root. Caranya ketik sudo -s lalu enter dan masukan password anda
  • Lihat partisi anda dengan mengetik sudo fdisk -l
  • Setelah diketahui pertisi linuxnya (misalkan di PC saya sda2), kemudian lakukan mounting seperti ini
sudo mount -t ext4 /dev/sda2 /mnt/
sudo mount -t proc proc /mnt/proc/
sudo mount -t sysfs sys /mnt/sys/
sudo mount -o bind /dev/ /mnt/dev/
sudo chroot /mnt /bin/bash

  • Sekarang kita akan mengembalikan GRUB ke MBR, perintahnya
grub-install /dev/sda
  • Sekarang kita akan mengembalikan kedalam partisi Linuxnya (di PC saya berada di /dev/sda2), perintahnya
grub-install /dev/sda2
  • Jika tidak ada pesan error maka setelah Anda melakukan Restart, bootloader akan kembali seperti semula
Semoga tulisan ini dapat membantu anda..